MODEL
PENGAJARAN LANGSUNG
(DIRECT
INSTRUCTION)
A.
RUANG
LINGKUP PENGAJARAN LANGSUNG
1.
Istilah
dan Pengertian
Istilah
model pengajaran langsung sering juga disebut dengan model pengajaran aktif (active teaching model), training model, mastery teaching, dan explicit
instruction.
Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh
teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada
pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam
belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran
merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
Menurut
Arends (1997), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri
model pengajaran langsung adalah sebagai berikut:
1)
Adanya tujuan
pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk prosedur penilaian
belajar.
2)
Sintaks atau
pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3)
Sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Adapun
persyaratan dalam pelaksanaan pengajaran langsung, yaitu: (1) ada alat yang
akan didemonstrasikan; dan (2) harus mengikuti tingkah laku mengajar (sintaks).
2.
Sintaks
atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan Pembelajaran
Pengajaran
langsung, menurut Kardi (1997:3) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada peserta
didik. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus
seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang
digunakan.
Sintaks
Model Pengajaran Langsung menurut Kardi dan Nur (2008:8) disajikan dalam lima
tahap, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.
Fase
|
Peran Guru
|
Fase
1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi peserta didik
|
Guru
menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan peserta didik untuk belajar.
|
Fase
2
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
|
Guru
mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap.
|
Fase
3
Membimbing
pelatihan
|
Guru
merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
|
Fase
4
Mengecek
pemhaman dan memberikan umpan balik
|
Mengecek
apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik.
|
Fase
5
Memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan
sehari-hari.
|
Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah
dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
- Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada peserta didik. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja peserta didik yang diharapkan.
- Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai peserta didik.
- Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
- Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik dan mengoreksi kesalahan konsep.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
- Menilai kinerja peserta didik dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan peserta didik, memberikan umpan balik terhadap respon peserta didik yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
- Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
3.
Situasi
yang Cocok untuk Menerapkan Model Pengajaran Langsung
Beberapa
situasi yang cocok untuk model pengajaran langsung diterapkan dalam
pembelajaran sebagai berikut.
- Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
- Ketika guru ingin mengajari peserta didik suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
- Ketika guru ingin memastikan bahwa peserta didik telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta didik, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
- Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
- Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
- Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan peserta didik akan suatu topik.
- Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum peserta didik melakukan suatu kegiatan praktik.
- Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
- Ketika para peserta didik menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
- Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada peserta didik atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada peserta didik.
B.
PELAKSANAAN
PENGAJARAN LANGSUNG
1.
Tugas-tugas
Perencanaan
a.
Merumuskan
Tujuan
Untuk
merumuskan tujuan pembelajaran dapat digunakan model Mager, yaitu:
1)
Perilaku peserta
didik, apa yang akan dilakukan peserta didik/jenis-jenis perilaku peserta didik
yang diharapkan guru untuk dilakukan sebagai bukti bahwa tujuan itu telah
dicapai.
2)
Situasi pengetesan,
di bawah kondisi tertentu perilaku itu akan teramati atau diharapkan terjadi.
3)
Kriteria
kinerja, ditetapkan standar atau tingkat kinerja sebagai standar atau tingkat
kinerja yang dapat diamati.
b.
Memilih Isi
Bagi
guru yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar
dalam memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku dan buku
ajar tertentu.
c.
Melakukan
Analisis Tugas
Analisis
tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi
yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir
pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru.
d.
Merencanakan
Waktu dan Ruang
Ada
dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu (1) memastikan bahwa waktu
yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan peserta didik, dan (2)
memotivasi peserta didik agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan
perhatian yang optimal.
2.
Langkah-langkah
Pembelajaran Model Pengajaran Langsung
Langkah-langkah
pembelajaran pada model pengajaran langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola
pembelajaran secara umum. Menurut Kardi dan Nur (2000: 27- 43), langkah-langkah
pengajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut.
a)
Menyampaikan
tujuan dan menyiapkan peserta didik
b)
Menyampaikan tujuan
c)
Menyiapkan peserta
didik
d) Presentasi
dan demonstrasi
e)
Mencapai
kejelasan
f)
Melakukan
demonstrasi
g)
Mencapai
pemahaman dan penguasaan
h)
Berlatih
i)
Memberikan
latihan terbimbing
j)
Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
k)
Memberikan
kesempatan latihan mandiri
C.
PENERAPAN
MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Model
pengajaran langsung diperlukan untuk menunjang proses belajar peserta didik
utamanya pada pengetahun deklaratif dan pengetahuan prosedural. Berikut ini
akan diuraikan beberapa penerapan model pengajaran langsung dalam mata
pelajaran matematika berkaitan dengan pengetahun tersebut.
Pada
bagian terdahulu dituliskan beberapa situasi yang cocok untuk menerapkan model
pengajaran langsung antara lain ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang
baru. Dalam mata pelajaran matematika, konsep-konsep yang ada saling berkaitan
dan semakin kompleks dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, peserta didik akan selalu diperhadapkan dengan konsep-konsep
yang baru. Dalam situasi itulah perlu diterapkan model pengajaran langsung.
Guru berperan dalam memberikan
garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan
keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
Dalam
mata pelajaran matematika, model pembelajaran langsung juga sangat diperlukan antara
lain untuk membelajarkan operasi (aturan pengerjaan hitung, aljabar, dan
lain-lain). Operasi sering disebut skill (keterampilan)
yaitu keterampilan dalam matematika berupa kemampuan pengerjaan (operasi) dan melakukan
suatu prosedur atau aturan yang harus dikuasai oleh peserta didik dengan
kecepatan dan ketepatan yang tinggi untuk memperoleh suatu hasil tertentu.
Beberapa keterampilan ditentukan oleh seperangkat aturan atau instruksi atau
prosedur yang berurutan yang disebut algoritma.
Selain
membelajarkan operasi, penerapan model pengajaran langsung juga diperlukan pada
pokok bahasan geometri antara lain pada materi ajar membagi sudut. Membagi
sudut dapat dilakukan oleh peserta didik dengan mengikuti langkah-langkah yang
telah ditentukan. Dalam hal ini, guru berperan dalam mendemonstrasikan
langkah-langkah dalam membagi sudut. Pengetahuan prosedural lain dalam
matematika antara lain bagaimana langkah penyelesaian persamaan kuadrat, bagaimana
langkah penyelesaian sistem persamaa linear, dan sebagainya.
D.
KELEBIHAN
DAN KETERBATASAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
Akhmad
Sudrajat dalam artikelnya yang disarikan dari modul KKG/MGMP Depdiknas 2009
(diposting pada tanggal 27 Januari 2011), mengemukakan beberapa kelebihan dari
model pengajaran langsung sebagai berikut.
- Dengan model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh peserta didik.
- Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
- Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
- Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
- Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada peserta didik yang berprestasi rendah.
- Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh peserta didik.
- Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme peserta didik.
- Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
- Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi peserta didik. Para peserta didik yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
- Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
- Pengajaran yang eksplisit membekali peserta didik dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan peserta didik akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.
- Model pengajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu peserta didik yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
- Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi peserta didik, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
- Model pengajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi peserta didik tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
- Demonstrasi memungkinkan peserta didik untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika peserta didik tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
- Peserta didik yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pengajaran langsung digunakan secara efektif.
- Model pengajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Dalam
artikel yang sama dituliskan beberapa keterbatasan dari model pengajaran
langsung sebagai berikut.
- Model pengajaran langsung bersandar pada kemampuan peserta didik untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua peserta didik memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada peserta didik.
- Dalam model pengajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan peserta didik.
- Karena peserta didik hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
- Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, peserta didik dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
- Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pengajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan peserta didik.
- Model pengajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pengajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
- Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pengajaran langsung mungkin tidak dapat memberi peserta didik kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
- Model pengajaran langsung memberi peserta didik cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
- Jika model pengajaran langsung tidak banyak melibatkan peserta didik, peserta didik akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
- Jika terlalu sering digunakan, model pengajaran langsung akan membuat peserta didik percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
- Karena model pengajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman peserta didik. Hal ini dapat membuat peserta didik tidak paham atau salah paham.
- Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan peserta didik. Sayangnya, banyak peserta didik bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2012. Model
Pengajaran Langsung. Diakses melalui http://aisyahyazid.blogspot.com/2012/01/model-pengajaran-langsung.
html? m=1 pada tanggal
22 September 2012.
Jacob.
2012. Perencanaan untuk Matematika (Suatu
Model Pengajaran Langsung). Diakses melalui http://file.upi.edu/perencanaan-untuk-matematika/ pada tanggal 23 September
2012.
Trianto.
2007. Model-model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Widyantini, Theresia. 2012. Penerapan Model Pembelejaran Langsung Mata Pelajaran Matematika.
Diakses melalui http://p4tkmatematika.org/2012/05/penerapan-model-pembelajaran-langsung-mata-pelajaran-matematika/
pada tanggal 22 September 2012.
Wilis
Dahar, Ratna. 2006. Teori-teori Belajar
dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.
…. 2012. Contoh Pengetahuan Deklaratif dalam
Matematika. Diakses melalui http://ebookbrowse.com/contoh-pengetahuan-deklaratif-dalam-matematika-pdf-d368505359 pada tanggal 23 September 2012.