Senin, 22 Oktober 2012

Model Pengajaran Langsung


MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
(DIRECT INSTRUCTION)

A.           RUANG LINGKUP PENGAJARAN LANGSUNG
1.             Istilah dan Pengertian
Istilah model pengajaran langsung sering juga disebut dengan model pengajaran aktif (active teaching model), training model, mastery teaching, dan explicit instruction.
Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
Menurut Arends (1997), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri model pengajaran langsung adalah sebagai berikut:
1)             Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk prosedur penilaian belajar.
2)             Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3)             Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Adapun persyaratan dalam pelaksanaan pengajaran langsung, yaitu: (1) ada alat yang akan didemonstrasikan; dan (2) harus mengikuti tingkah laku mengajar (sintaks).
2.             Sintaks atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan Pembelajaran
Pengajaran langsung, menurut Kardi (1997:3) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada peserta didik. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.
Sintaks Model Pengajaran Langsung menurut Kardi dan Nur (2008:8) disajikan dalam lima tahap, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Fase
Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
Fase 4
Mengecek pemhaman dan memberikan umpan balik
Mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.

Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
  • Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada peserta didik. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja peserta didik yang diharapkan.
  • Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai peserta didik.
  • Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
  • Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik dan mengoreksi kesalahan konsep.
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
  • Menilai kinerja peserta didik dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan peserta didik, memberikan umpan balik terhadap respon peserta didik yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
  • Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.

3.             Situasi yang Cocok untuk Menerapkan Model Pengajaran Langsung
Beberapa situasi yang cocok untuk model pengajaran langsung diterapkan dalam pembelajaran sebagai berikut.
  • Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
  • Ketika guru ingin mengajari peserta didik suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
  • Ketika guru ingin memastikan bahwa peserta didik telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta didik, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
  • Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
  • Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
  • Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan peserta didik akan suatu topik.
  • Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum peserta didik melakukan suatu kegiatan praktik.
  • Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
  • Ketika para peserta didik menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
  • Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada peserta didik atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada peserta didik.

B.            PELAKSANAAN PENGAJARAN LANGSUNG
1.             Tugas-tugas Perencanaan
a.              Merumuskan Tujuan
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran dapat digunakan model Mager, yaitu:
1)        Perilaku peserta didik, apa yang akan dilakukan peserta didik/jenis-jenis perilaku peserta didik yang diharapkan guru untuk dilakukan sebagai bukti bahwa tujuan itu telah dicapai.
2)        Situasi pengetesan, di bawah kondisi tertentu perilaku itu akan teramati atau diharapkan terjadi.
3)        Kriteria kinerja, ditetapkan standar atau tingkat kinerja sebagai standar atau tingkat kinerja yang dapat diamati.
b.             Memilih Isi
Bagi guru yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku dan buku ajar tertentu.
c.              Melakukan Analisis Tugas
Analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru.
d.             Merencanakan Waktu dan Ruang
Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu (1) memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan peserta didik, dan (2) memotivasi peserta didik agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal.

2.             Langkah-langkah Pembelajaran Model Pengajaran Langsung
Langkah-langkah pembelajaran pada model pengajaran langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola pembelajaran secara umum. Menurut Kardi dan Nur (2000: 27- 43), langkah-langkah pengajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut.
a)        Menyampaikan tujuan dan menyiapkan peserta didik
b)        Menyampaikan tujuan
c)        Menyiapkan peserta didik
d)       Presentasi dan demonstrasi
e)        Mencapai kejelasan
f)         Melakukan demonstrasi
g)        Mencapai pemahaman dan penguasaan
h)        Berlatih
i)          Memberikan latihan terbimbing
j)          Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
k)        Memberikan kesempatan latihan mandiri

C.           PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Model pengajaran langsung diperlukan untuk menunjang proses belajar peserta didik utamanya pada pengetahun deklaratif dan pengetahuan prosedural. Berikut ini akan diuraikan beberapa penerapan model pengajaran langsung dalam mata pelajaran matematika berkaitan dengan pengetahun tersebut.
Pada bagian terdahulu dituliskan beberapa situasi yang cocok untuk menerapkan model pengajaran langsung antara lain ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru. Dalam mata pelajaran matematika, konsep-konsep yang ada saling berkaitan dan semakin kompleks dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, peserta didik akan selalu diperhadapkan dengan konsep-konsep yang baru. Dalam situasi itulah perlu diterapkan model pengajaran langsung. Guru berperan dalam memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
Dalam mata pelajaran matematika, model pembelajaran langsung juga sangat diperlukan antara lain untuk membelajarkan operasi (aturan pengerjaan hitung, aljabar, dan lain-lain). Operasi sering disebut skill (keterampilan) yaitu keterampilan dalam matematika berupa kemampuan pengerjaan (operasi) dan melakukan suatu prosedur atau aturan yang harus dikuasai oleh peserta didik dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi untuk memperoleh suatu hasil tertentu. Beberapa keterampilan ditentukan oleh seperangkat aturan atau instruksi atau prosedur yang berurutan yang disebut algoritma.
Selain membelajarkan operasi, penerapan model pengajaran langsung juga diperlukan pada pokok bahasan geometri antara lain pada materi ajar membagi sudut. Membagi sudut dapat dilakukan oleh peserta didik dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan. Dalam hal ini, guru berperan dalam mendemonstrasikan langkah-langkah dalam membagi sudut. Pengetahuan prosedural lain dalam matematika antara lain bagaimana langkah penyelesaian persamaan kuadrat, bagaimana langkah penyelesaian sistem persamaa linear, dan sebagainya.

D.           KELEBIHAN DAN KETERBATASAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
Akhmad Sudrajat dalam artikelnya yang disarikan dari modul KKG/MGMP Depdiknas 2009 (diposting pada tanggal 27 Januari 2011), mengemukakan beberapa kelebihan dari model pengajaran langsung sebagai berikut.
  • Dengan model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh peserta didik.
  • Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
  • Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
  • Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
  • Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada peserta didik yang berprestasi rendah.
  • Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh peserta didik.
  • Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme peserta didik.
  • Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
  • Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi peserta didik. Para peserta didik yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
  • Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
  • Pengajaran yang eksplisit membekali peserta didik dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan peserta didik akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.
  • Model pengajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu peserta didik yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
  • Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi peserta didik, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
  • Model pengajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi peserta didik tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
  • Demonstrasi memungkinkan peserta didik untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika peserta didik tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
  • Peserta didik yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pengajaran langsung digunakan secara efektif.
  • Model pengajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Dalam artikel yang sama dituliskan beberapa keterbatasan dari model pengajaran langsung sebagai berikut.
  • Model pengajaran langsung bersandar pada kemampuan peserta didik untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua peserta didik memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada peserta didik.
  • Dalam model pengajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan peserta didik.
  • Karena peserta didik hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
  • Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, peserta didik dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
  • Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pengajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan peserta didik.
  • Model pengajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pengajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
  • Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pengajaran langsung mungkin tidak dapat memberi peserta didik kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
  • Model pengajaran langsung memberi peserta didik cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
  • Jika model pengajaran langsung tidak banyak melibatkan peserta didik, peserta didik akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
  • Jika terlalu sering digunakan, model pengajaran langsung akan membuat peserta didik percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
  • Karena model pengajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman peserta didik. Hal ini dapat membuat peserta didik tidak paham atau salah paham.
  • Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan peserta didik. Sayangnya, banyak peserta didik bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2012. Model Pengajaran Langsung. Diakses melalui http://aisyahyazid.blogspot.com/2012/01/model-pengajaran-langsung. html? m=1  pada tanggal 22 September 2012.
Jacob. 2012. Perencanaan untuk Matematika (Suatu Model Pengajaran Langsung). Diakses melalui http://file.upi.edu/perencanaan-untuk-matematika/ pada tanggal 23 September 2012. 
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Widyantini, Theresia. 2012. Penerapan Model Pembelejaran Langsung Mata Pelajaran Matematika. Diakses melalui http://p4tkmatematika.org/2012/05/penerapan-model-pembelajaran-langsung-mata-pelajaran-matematika/ pada tanggal 22 September 2012.
Wilis Dahar, Ratna. 2006. Teori-teori Belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.
…. 2012. Contoh Pengetahuan Deklaratif dalam Matematika. Diakses melalui http://ebookbrowse.com/contoh-pengetahuan-deklaratif-dalam-matematika-pdf-d368505359 pada tanggal 23 September 2012.